Apa Itu Thawaf Qudum?
Thawaf Qudum adalah salah satu jenis thawaf yang dilakukan oleh jemaah haji atau umrah yang berasal dari luar Mekkah. Thawaf ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Ka’bah, dengan cara mengelilinginya sebanyak tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di titik yang sama.
Baca Juga : Umrah Paket Hemat All-in Rp 23.900.000 All-in
Hukum Thawaf Qudum dalam Pandangan Mazhab
Menurut mayoritas ulama dari mazhab Hanafiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah, thawaf qudum memiliki hukum sunnah. Artinya, pelaksanaan thawaf ini sangat dianjurkan, khususnya bagi jemaah yang baru pertama kali tiba di Mekkah, namun tidak termasuk ibadah yang wajib.
Waktu Terbaik untuk Melaksanakan Thawaf
Idealnya, thawaf qudum dilakukan segera setelah masuk wilayah Mekkah. Jemaah disarankan melakukannya sebelum menuju penginapan atau memulai aktivitas lain. Thawaf ini tidak lagi dianjurkan setelah pelaksanaan wukuf di Arafah, karena setelah itu jemaah wajib melakukan thawaf ifadah.

Cara Melaksanakan Thawaf
1. Mengelilingi Ka’bah Tujuh Kali
Thawaf Qudum dilakukan dengan memutari Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Setiap putaran dimulai dari Hajar Aswad.
2. Tidak Dianjurkan Al-Idhthiba’
Jamaah laki-laki tidak disunnahkan membuka bahu kanan (idhthiba’) seperti saat thawaf ifadah.
3. Tidak Disunnahkan Ar-Raml
Jemaah laki-laki juga tidak perlu berjalan cepat atau setengah berlari (raml) pada tiga putaran pertama.
4. Tidak Diteruskan dengan Sa’i
Tidak disambung dengan sa’i kecuali bagi jemaah yang sedang melaksanakan umrah.
Pelaksanaan Thawaf Qudum ini memang tidak tergolong sebagai rukun maupun kewajiban, namun punya nilai keutamaan yang besar. Terlebih lagi,Thawaf Qudum ini menjadi bentuk sambutan spiritual seorang jemaah ketika pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Suci. Dengan memulainya sejak awal, jemaah bisa lebih siap secara mental dan hati untuk menjalani rangkaian ibadah berikutnya.
Selain sebagai bentuk penghormatan kepada Ka’bah, aktivitas ini juga merupakan bagian dari sunnah yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW. Maka dari itu, mengikuti jejak beliau dalam melaksanakannya menjadi salah satu bentuk kecintaan kepada sunnah Nabi. Walaupun sifatnya anjuran, setiap langkah yang dijalani dengan niat tulus akan berbuah pahala dan keberkahan.
Bagi sebagian orang yang datang dalam kondisi lelah setelah perjalanan panjang, Thawaf Qudum ini bisa menjadi sarana menenangkan diri sekaligus menyambut kehadiran di Masjidil Haram dengan penuh khusyuk. Memandang Ka’bah untuk pertama kalinya, berdzikir sambil mengelilinginya, adalah pengalaman spiritual yang tidak tergantikan.
Namun, penting diingat bahwa amalan ini hanya berlaku sebelum wukuf di Arafah. Jika sudah melewati waktu tersebut, maka ibadah ini tidak lagi dapat dilaksanakan karena akan berganti dengan thawaf yang hukumnya wajib.
Karenanya, bagi jemaah yang masih punya waktu dan tenaga saat baru tiba di Mekkah, sangat dianjurkan untuk menyempatkan diri mengerjakannya. Tidak hanya sebagai bentuk penghormatan, tapi juga sebagai awal yang penuh semangat dan keberkahan dalam memulai perjalanan ibadah di tanah haram.