Thawaf wada, Thawaf perpisahan sebelum meninggalkan Kota Mekkah

Thawaf Wada adalah thawaf perpisahan yang menjadi penutup rangkaian ibadah haji sebelum meninggkal kota Mekkah.
Ibadah ini dilaksanakan oleh jemaah sebelum keluar dari Kota Makkah dan kembali ke tanah air.
Dalam prosesnya, jemaah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran,
dimulai dari Hajar Aswad dan berjalan mengelilingi sudut-sudut lain Kakbah, yang berakhir di titik yang sama.
Baca juga : Paket Umroh Hemat All-in Rp 23.900.000,-
Thawaf mencerminkan bentuk penghormatan terakhir kepada Baitullah sebelum Jamaah pergi meninggalkan kota Mekkah.
dalam rangkaian menjalankan Ibadah Umroh dan bersiap kembali melanjutkan perjalanan ke kota-kota lainnya.
Sebagian besar ulama dari mazhab Syafi’i, Hanbali, dan Hanafi menyatakan bahwa Thawaf ini hukumnya wajib bagi jemaah haji.
Artinya, apabila tidak dikerjakan tanpa alasan yang dibenarkan syariat, maka dikenakan dam berupa penyembelihan kambing.
Namun bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, kewajiban ini gugur karena kondisi syar’i yang tidak memungkinkan Jamaah wanita melaksanan Ibadah tersebut.
Dalam pelaksanaannya, Thawaf ini tidak disertai dengan sai, karena bukan bagian dari rukun maupun wajib umrah.
Baca juga : Thawaf Umroh Macamnya : Panduan Waktu dan Tata Cara
Selain itu, Jemaah hanya diwajibkan thawaf tujuh kali putaran mengelilingi Kakbah, dan setelah itu diperbolehkan langsung meninggalkan Makkah.
Oleh sebab itu, thawaf ini sebaiknya dilakukan tepat sebelum keberangkatan, agar tidak ada aktivitas lain setelahnya.
Lalu, Selama menjalankan Thawaf ini, jemaah dianjurkan memperbanyak doa, zikir, dan permohonan ampunan.
Hal Ini adalah momen haru, karena menjadi salam perpisahan dengan tempat suci yang telah menjadi saksi ibadah dan doa selama di Tanah Haram.
Sebenarnya, Thawaf Wada juga menjadi simbol harapan agar kelak diberi kesempatan kembali mengunjungi Ka’bah.
Tidak sedikit pula ada jemaah yang merasa berat hati saat melakukan Thawaf Wada. Sebab, suasana yang tercipta saat itu penuh dengan kenangan spiritual, rasa syukur, dan ketundukan kepada Allah.
Momen ini menjadi saat terbaik untuk memohon agar ibadah haji diterima, sekaligus sebagai bentuk pamit yang penuh harapan dan ketulusan.
Thawaf Wada bukan hanya gerakan fisik, tapi juga ungkapan cinta mendalam kepada Baitullah yang telah menjadi saksi suci selama perjalanan ibadah.